JURNALNETWORK, TASIKMALAYA – Sejumlah warga di kampung Babakan, Desa Sukarame Kecamatan Sukarame kabupaten Tasikmalaya melaksanakan gotong royong, (Nyaeur Jalan) istilah dalam bahasa Sunda, jalan yang bolong-bolong alias berlubang.
Pasalnya Jalan Terusan Ciseda -Sukarame tersebut merupakan akses jalan utama untuk aktifitas masyarakat setiap hari dengan lalu lalang para pejalan kaki, dan kendaraan bermotor baik roda 2 dan roda 4.
Azhar Maulana Berhov selaku ketua Pemuda Babakan menuturkan, tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Menurutnya, kondisi seperti ini tentu tidak bisa terus di biarkan.
Hal tersebut menggugah pihaknya untuk turun melakukan Nyaeur jalan dengan material sisa-sisa di pinggiran jalan, padahal jalan Ciseda – Sukarame ini disebut akses jalan kabupaten.
“Jalan ini juga bisa dipastikan setiap hari menjadi jalan untuk aktifitas masyarakat, ini merupakan jalan hidup, karna setiap hari masyarakat memakai jalan tersebut untuk ke sekolah, aktifitas pelayanan ke kantor desa dan ke kecamatan, aktifitas berbagai pondok pesantren, para pedagang, angkutan umum dan lain sebagainya,” tutur Azhar, Rabu (01/03/23).
Untuk itu, Azhar mempertanyakan apakah tidak ada anggaran pemeliharaan untuk jalan sepanjang 7 KM ini (Jl Ciseda-sukarame).
Ia berharap pemerintah terkait turun tangan, pasalnya terang Azhar, masyarakat di sekitar jalan tersebut setiap pekan harus melakukan Nyaeur jalan.
“Ini menjadi serba salah, dibiarkan jalan berlubang banyak terjadi kecelakaan, maka kami bergotong royong, tetapi tentunya jalan malah licin,” pungkasnya.***